Selasa, 18 November 2008

Aktivitas Penerbangan & Angkasa Zaman Prasejarah





Orang-orang zaman sekarang berpikir bahwa adalah Galileo yang orang Italia penemu teleskop pada 300 tahun yang lalu, berdasarkan pada versi abad 16 oleh pembuat lensa yang orang Belanda, oleh sebab itu membuat astronomi modern suatu usaha yang mungkin dilakukan. Lensa kasar dari zaman terdahulu telah ditemukan di Crete dan Asia kecil pada 2000 BCE. Seribu tahun lensa yang terbaik telah ditemukan dari sebuah tempat Viking di Pulau Gotland, mungkin dibuat oleh Byzanfine atau perajin Eropa Timur. Penulis Roma Pliny dan Seneca menunjukkan lensa digunakan oleh pengukir.

Pertanyaannya adalah mengapa? Karena lensa telah secara rutin digunakan untuk membuat api, memperbesar objek-objek kecil, bahkan untuk kacamata, dan umat manusia mempunyai minat yang terus menerus mengamati fenomena angkasa atau melihat langit, untuk membuat sebuah teleskop yang dapat bekerja dibutuhkan waktu yang panjang sekali. Seorang arkeolog menemukan bukti yang dapat dipercaya bahwa mungkin orang-orang Eropa bukan yang pertama yang memproduksinya. Museum ICA di Peru memiliki sebuah batu berbentuk manusia yang telah ditanggalkan kembali sedikitnya 500 tahun yang lalu. Yang terpenting dari ukiran itu adalah bahwa penampilan figur itu menggambarkan sedang mengamati langit dengan teleskop di tangannya. Selain itu, ada sebuah tubuh langit di dalam ukiran tersebut, mungkin juga sebuah komet dengan ekornya yang figurnya menjadi objek observasi. Seperti sebuah penemuan unik bertitik berat pada kepercayaan zaman sekarang bahwa orang-orang Eropa menemukan teleskop di abad 16.

Dr. Javier Cabrera di Peru telah menemukan banyak batu berukir. Di samping astronomi, tema gambar di batunya meliputi transpalasi organ, transfusi darah dan perburuan dinosaurus, di antara benda-benda lain. Sangat sulit untuk melakukan penanggalan pada batu tersebut. Sebuah kronologi sejarah Spanyol sesekali menyebutkan bahwa batu-batu seperti itu telah ditemukan di makam zaman dahulu dari karajaan Inca. Oleh sebab itu, orang-orang menduga bahwa dasar astronomi batu-batuan tersebut adalah paling sedikit 500 tahun. Berbicara secara logika, batu-batu itu yang melukiskan makhluk seperti dinosaurus mungkin diperkirakan jauh lebih tua dari kepercayaan aslinya.

Bila ini benar-benar teleskop yang dilukiskan pada batu dari museum ICA dan temuan semacam itu adalah lumrah di dunia ini, hal ini membantu para ahli ilmu pengetahuan untuk memahami kenapa Dogon, sebuah suku di Afrika telah mengembangkan ilmu pengetahuan tentang astronomi yang begitu maju. Suku Dogon hidup di pusaran sungai Niger di sebelah selatan Mali, Afrika Barat, mereka memimpin perkampungan yang penting dan hidup mengembara tanpa bahasa tulisan. Mereka menyampaikan ilmu pengetahuan secara lisan dari satu generasi ke generasi yang lain. Dalam doktrin agama mereka yang telah berlangsung lebih dari 400 tahun, suatu bintang disebut Sirius B oleh astronom, teman bintang Sirius telah dijelaskan secara akurat, inilah yang mengherankan astronom modern.

Sirius B sangat kabur dan tidak kelihatan untuk ukuran mata manusia. Berdasarkan pengamatan yang direkam dengan menggunakan peralatan modern, astronom menemukan Sirius B di abad 19. Masyarakat suku Dogon diduga tidak memiliki peralatan teknologi modern, tapi dari generasi ke generasi mereka telah menceritakan legenda tentang Sirius, termasuk suatu referensi terhadap sistem yang terdiri dari 2 bintang. Menurut legenda, bintang kecil sangat berat dan ia berotasi memutari bintang Sirius dalam orbit elipstik. Beberapa orang tua suku Dogon dapat menggambarkan orbit dua bintang tersebut di tanah, dan hal itu hampir mirip dengan hasil yang dihitung oleh astronom modern. Contoh ini mengindikasikan bahwa masyarakat kuno Dogon telah menguasai ilmu astronom dari jauh-jauh hari.

Lukisan batu di Peru, seperti ilmu astronominya masyarakat Dogon, mengungkap misterius ilmu pengetahuan dan teknik yang dimiliki oleh peradaban manusia sebelumnya. Ilmu pengetahuan modern mungkin hanya menemukan kembali ilmu pengetahuan yang telah diperoleh terdahulu. Mari kita lihat beberapa metode penerbangan yang telah diketahui oleh orang zaman dahulu.

Penerbangan
Buku masyarakat China kuno telah mencatat bahwa di periode musim semi dan gugur (770¡V475 BC), Lu Ban telah menciptakan mesin terbang. Hal ini membuat Lu Ban dikenal sebagai bapak dari semua keahlian. Di Mozi Luwon, terbaca, ¡¨Lu Ban memotong bambu dan kayu untuk membuat burung kayu terbang, tinggal di angkasa selama 3 hari¡¨. Lu Ban juga membuat layang-layang besar dari kayu untuk mengintai musuh dalam suatu pertempuran. Di Hongshu terbaca, ¡¨Lu Ban membuat layang-layang kayu untuk mengintai kota-kota di State of Song. Di samping itu, Lu Ban membuat pesawat penumpang. Menurut Yaoyang Zazu, dari Dinasti Tang, Lu pernah bekerja jauh dari rumah tinggalnya. Dia sangat merindukan istrinya, jadi dia membuat burung dari kayu. Setelah didesain berulang-ulang, layang-layang dari kayu tersebut bisa terbang. Lu Ban pulang ke rumah naik layang-layang tersebut untuk menemui istrinya dan kembali keesokan harinya.



Ada juga contoh menarik dari Barat berhubungan dengan burung kayu ini. Di tahun 1898, arkeolog Perancis Lauret, menggali burung kayu dari kuburan kuno orang Mesir di Saqarra. Di situ tertera tahun sekitar 200 BC. Karena masyarakat belum memiliki konsep penerbangan waktu itu, makanya disebut ¡§burung kayu¡¨ dan sangat berdebu lebih dari 70 tahun dalam suatu museum di Kairo. Tahun 1969, Khalil Massiha, seorang dokter Mesir yang suka membuat model melihatnya. Burung kayu ini mengingatkan Massiha pada pengalamannya terdahulu dalam membuat model pesawat. Dia berpikir ini bukan saja sebuah burung, karena tidak memiliki cakar, tidak berbulu, tidak ada bulu ekor yang horizontal. Yang mengejutkan, ekornya itu vertikal dan memiliki sebuah pembuangan udara, yang mengualifikasikannya sebagai sebuah model pesawat. Meskipun dia tidak tahu bagaimana orang Mesir kuno menerbangkannya, ketika dia melempar model tersebut, dia menemukan bahwa benda ini dapat berjalan. Pengujian lebih jauh menunjukkan
bahwa benda ini tidak hanya meluncur, tapi juga dalam skala mirip pesawat modern.

Kemudian, ilmuwan menemukan model ini sangat mirip dengan pesawat peluncur modern, yang bisa terbang di udara kota mereka. Dengan mesin kecil, mereka bisa terbang dengan kecepatan 45¡V65 mil per jam (72¡V105 km/jam). Dan bahkan bisa membawa barang yang tidak sedikit. Kebudayaan Mesir kuno akan membuat model itu sebelum dituang pada objek yang sesungguhnya. Itu adalah memungkinkan bahwa burung kayu semacam ini digunakan untuk alat transportasi, seperti halnya layang-layang kayu yang dibuat oleh Lu Ban.

Penelitian pada penerbangan dimulai kira-kira 200 tahun yang lalu. Di tahun 1903, sesudah kakak-beradik Wright menyelesaikan penerbangan pertama, teori afiasi mulai diformulasikan. Meskipun Lu Ban dan orang Mesir kuno harus berhati-hati bagaimana menggunakan teori semacam itu beberapa waktu yang lampau. Keadaan ini menyebabkan untuk mempertimbangkan kembali sejarah perkembangan kebudayaan yang dipercaya oleh masyarakat modern. Sangat mungkin orang zaman dahulu tahu lebih banyak dari apa yang telah orang modern lakukan sekarang ini.

Angkasa
Penemuan lainnya jauh lebih mengherankan. Ia menunjukkan bahwa daerah orang zaman dahulu mungkin telah melampaui langit dan bahkan mungkin telah mencapai luar ruang angkasa. Pada tahun 1959, Amerika Serikat berhasil mendapat gambar pertama bumi dari satelit buatan manusia dari luar angkasa. Foto yang diperoleh memperlihatkan pandangan yang mengherankan, inilah untuk pertama kalinya manusia mengamati bumi yang kita tinggal dari jarak jauh (17.000 mil).

Semenjak saat itu, banyak studi ilmu pengetahuan telah melibatkan teknik fotografi dengan satelit. Di antara mereka, ada satu gambar geografi yang sangat mengejutkan. Perkembangan foto menunjukkan pemandangan yang luar biasa.

Ilmuwan memasang sebuah kamera di angkasa dan dapat mengambil gambar Kairo dari luar angkasa. Perkembangan foto menunjukkan pemandangan yang luar biasa. Semenjak lensa dari kamera difokuskan di Kairo, semuanya berpusat di sebuah area besar di Kairo dengan diameter 5.000 mil itu sangat jelas. Benda-benda yang lebih dari 5.000 mil menjadi jelas. Hal ini disebabkan bumi bulat, benua dan daratan mulai menjadi kabur dan melengkung ketika jauh dari pusat. Contohnya, benua Amerika Selatan menjadi memanjang di gambar. Hal yang sama berlaku terhadap gambar yang diambil oleh astronot dari bulan. Namun, ketika ilmuwan membandingkan foto satelit ini dengan peta orang Turki kuno, secara mengejutkan mereka menemukan persamaan.

Pegunungan di antartika telah tertutup es dan salju selama ratusan tahun dan tidak terpeta hingga 1952 sampai ilmuwan menggunakan kemampuan sonar. Namun, ia terlihat di peta kuno milik Admiral Riri Reis, komandan kelautan Turki. Sebagai tambahan, peta tersebut secara tepat merekam konturnya, garis bujur dan garis lintang benua Afrika dan Amerika. Ironisnya, petanya dibuat di abad 16 berdasarkan peta kuno.


he he he.....gimana tanggapannya???

sepak bola bukanlah cuma sebuah permainan

"Sebagian orang percaya bahwa sepak bola adalah masalah hidup dan mati. Saya sangat kecewa dengan sikap ini, sepak bola jauh, jauh, lebih penting daripada itu!"
sepak bola bukan cuma sebuah permainan, tetapi ia adalah kekuatan ekonomi, sebuah model globalisasi, dan, yang lebih penting, sebuah sarana bagi penyelesaian konflik.

Pascal Boniface membahas hubungan antara sepak bola dan geopolitik. Dalam konteks artikelnya, Boniface secara bergurau menyatakan bahwa para penggemar sepak bola percaya bahwa FIFA seharusnya diberikan hadiah Perdamaian Nobel. Walau disepakati bersama, upaya-upaya pro-aktif harus dilakukan sebelum penghargaan paling mulia dari semua hadiah Nobel tersebut dianugerahkan kepada badan organisasi sepakbola, memang benar bahwa sepak bola dan olahraga pada umumnya dapat dan telah memainkan peranan dalam upaya pencegahan perang dan meredakan keadaan-keadaan yang penuh kekerasan.

Banyak contoh dari abad ke-20 M dan ke-21 M yang menunjukkan bagaimana besarnya peran yang telah dimainkan sepak bola dan olahraga dalam meredakan konflik. Perhatikan peristiwa gencatan senjata Natal pada Perang Dunia I; dengan terbungkus lumpur dan hampir beku, para tentara Jerman dan Inggris keluar dari parit pertahanan mereka masing-masing, menyingkirkan senapan dan rasa permusuhan mereka dan merayakan Natal dengan bermain sepak bola. Gencatan tersebut tidak langgeng, perang berlanjut, tetapi para tentara di kedua belah pihak mendapatkan diri mereka tidak mampu menembakkan senjata dari parit-parit mereka — menembak melintasi tempat yang dulunya gawang sepak bola mereka — ke arah para musuh mereka. Sejumlah besar amunisi tercatat telah terbuang percuma pada hari-hari berikutnya karena senapan ditembakkan ke arah bintang-bintang di atas sana dan bukan ke arah musuh.


kehidupan bola



Tulisan ini saya tujukan terutama bagi rekan-rekan baru saya di Sidoarjo dan saya rasa (secara pribadi) cukup memancing gairah dan bagi saya sangat berguna untuk segera dapat masuk dalam pergaulan dan kehidupan saya di Sidoarjo.
Awal mulanya, begitu susah bagi saya untuk menemukan sarana yang tepat untuk segera akrab dengan seluruh komunitas Sidoarjo apalagi untuk mengenal satu persatu, oleh sebab itu ketika ada sedikit sentilan dari Pak Bessy mengenai Sepak Bola, langsung saya tanggapi.
Saat itu saya teringat dengan kegiatan pengembangan softskill yang pernah saya lakukan di Indonesia dalam berbagai bentuk. Saya teringat salah satu survey yang saya lakukan untuk memetakan softskill apa yang kurang menurut lulusan kita. Survey tersebut kemudian iseng-iseng saya lempar juga kepada rekan-rekan di intermilan fans club (sebuah klub sepak bola kebanggaan saya). Saya sangat surprise bahwa input dari rekan-rekan saya di milist intermilan sangat bagus dan cerdas.
]
Mengenai softskill sendiri, saya teringat dari sebuah materi yang diberikan oleh Dr. Ilah Sailah, ketika tim IPB akan menyusun proposal pembinaan softskill mahasiswa. Ada suatu pelajaran menarik yang dapat diambil dari sebuah buku berjudul ‘Lesson from the top’ karangan Neff dan Citrin (1999). Penulis buku tersebut membuat survey kepada 500 CEO berbagai perusahaan, LSM, pemimpin perguruan tinggi, dan berbagai institusi untuk memberikan nominasi orang sukses di dunia. dari pertanyaan tersebut terpilih 50 orang macam Jack Welch (GE), Bill Gates (Microsoft), Andy Grove (Intel), Michael Eisner (Walt Disney), dan lain-lain sampai Howard Schultz (Starbucks).Berikutnya tokoh-tokoh tersebut ditanya mengenai sifat apa yang harus muncul untuk menjadi orang sukses. Ternyata 10 sifat terpilih tidak memunculkan keterampilan hardskill, jadi mayoritas softskills. Yaitu:

Passion, Intelligence and clarity of thinking, great communication skills, high energy level, egos in check, inner peace, creative and innovative, strong familiy lives, positive attitude dan focus on ‘doing the right things right’.

Berikutnya, hal tersebut saya sambungkan dengan permainan sepakbola/futsal. Yang saya analogikan dengan sebenarnya gak cukup cuma skill yang yahud dan fisik yang prima aja. tapi harus ada softskill yang mendukung: misalnya kesetiaan, komitmen, daya juang tinggi, kerjasama (team work), setia kawan, dan tidak ketinggalan adalah kedewasaan. Akan menjadi kontraproduktif jika punya skill bagus tapi mainnya manja, suka trik (curang), diving, gampang emosi, dan lain-lain. Namun demikian bukan berarti hardskill (skill menggiring, skill tendangan, dan lain-lain) tidak penting.
Berikut adalah gambaran betapa banyaknya softskill yang dapat kita latih dalam permainan sepak bola/futsal (dibantu oleh Adit, seorang rekan di milist Inter milan):

1. Aggression: Keagresifan, inisiatif untuk melakukan sesuatu.
2. Anticipation: Skill dalam mengantisipasi berbagai kondisi.
3. Bravery: Keberanian bertindak.
4. Composure: Ketenangan dalam melakukan sesuatu.
5. Concentration: Konsentrasi.
6. Creativity: Kreativitas, pola pemikiran kreatif.
7. Decisions: Kemampuan untuk mengambil keputusan.
8. Determination: Keseriusan, ketekunan dalam melakukan sesuatu.
9. Flair: Kontrol, pengolahan diri
10.Influence: Jiwa kepemimpinan.
11.Off the Ball: Kemampuan menempatkan diri tanpa harus memegang object, feeling
12.Positioning: Kemampuan menempatkan diri.
13.Teamwork: Keinginan/Passion untuk bekerja sama.
14.Work Rate: Daya kerja, kemampuan untuk mengorbankan tenaga, stamina, waktu, dll untuk apa yang ditekuninya.
Berikutnya dari rekan yang lain juga memberikan sifat-sifat lain seperti sebagai seorang kapten tim harus bisa mengemong, sabar, dan flair.
Serta satu yang penting dari diri Moratti (presiden tim): kesabaran, kecintaan, kesetiaan yang tinggi serta kejujuran.




kapan dan dimana aku bisa hidup.????//